Banjir Lagi
Subuh ini tadi aku sudah mendengar suara hujan yang lumayan deres banget. Segera beranjak dari tempat tidur, dan aku coba intip dari balik gorden ternyata Wah hujan deres bukan maen. Aku lihat jam dinding menunjukan pukul 5:30WITA. “Ah, nanggung” Kataku. Segera aku kembali ketempat tidur sambil membayangkan betapa enak nya kalau hari ini hari minggu, pasti aku bisa tidur lagi sampai siang.
Serasa baru tidur bentar, terdengar suara istri membangunkan aku untuk bersiap-siap berangkat kerja. Ah, berat rasanya … malas bo’ … Kenapa juga ini masih hari Sabtu ?. Tapi segera kusingkirkan perasaan Gila itu, karena kerja itu penting buat aku sebagai kepala batu rumah tangga. Dengan modal cuman gosok gigi plus tanpa mandi (Maklum dingin banget) aku segera bersiap-siap dengan mengenakan baju seragam kerja. Selesai nyrutup kopi hangat buatan istri, segera aku melaju mengendarai kendaraanku. Aku sengaja memilih lewat Gunung Guntur karena aku sudah tau Simpang 4 bakal banjir kalau hujan deres gini.
Kupacu kendaraan dengan sedikit kencang melewati Gunung Kawi dan menerjang genangan-genangan air yang kadang lumayan dalam juga (maklum udah hampir telat). Terus melaju ke 1/3′an Gunung Guntur atas aku tetep ngebut walau wajah terasa sakit seperti di hajar 1000 jarum karena tetesan air hujan. Sampai sungai ampal aku sengaja menepi dulu, karena saku celanaku basah kuyup dan di saku itu ada Ponsel CDMA tua ku. Kemudian perjalanan aku lanjut dengan lebih ngebut lagi, karena jam sudah menunjukkan pukul 7:55WITA yang artinya 5 menit lagi aku bakal terlambat jika belum sampai kantor. Terus melaju sampai ke Bundaran Monyet …. lho koq disini terlihat macet dan mau nggak mau aku kurangi laju kendaraan sampai akhirnya berhenti juga. Wah macet nih, gawat gini caranya aku bisa terlambat ? dengan nekat, aku coba terobos kemacetan itu melalui celah demi celah kendaraan namun mentok juga akhirnya. Dan aku lihat banyak kendaraan yang berbalik arah sambil pesan ke aku “Nggak bisa lewat disitu banjir lumayan dalam” ..
Tapi aku nggak percaya begitu saja kalau aku belum nyoba’in sendiri, aku tetap maju dan memang aku melihat genangan yang lumayan dalam di sekitar Sport Center Balikpapan baru. Aku belok kan kendaraan ku melewati jalan Alternatif, rupanya tetap juga tergenang air yang lumayan dalam. “Ah kalau begini caranya aku nggak bakal bisa sampai kantor donk ?” karena jalan alternatif lain seperti Kampung DAMAI pasti akan tergenang air juga, karena wilayah DAMAI itu sudah jadi langganan banjir kalau hujan deras begini. Dengan yakin dan tekat besar untuk sampai ke kantor, aku coba menembus genangan air itu dengan Motor Shogun milikku. Aku jalan perlahan namun pasti, namun genangan itu sudah menutupi sayap motor, aku maju lagi ooohh semakin dalam saja hingga separuh body motor tenggelam dan hasilnya …mesin motor ku mati dan nuntun lumayan jauh hingga sampai ke kantorku. Banjir hari ini bisa di bilang banjir yang lebih besar dari banjir yang terjadi beberapa waktu yang lalu di kota balikpapan. Karena kakak saya yang tinggal di daerah Batakan (Jl.PJHI) harus mengungsi karena air menggenang di rumah hingga sepinggang orang dewasa. Semoga banjir hari ini tadi tidak sampai menelan korban jiwa, dan semoga pemerintah kota balikpapan bisa segera berbenah untuk menangani masalah Banjir yang terjadi di balikpapan setiap kali hujan turun deras.