Blu-ray, Format Standar DVD Masa Depan

12:35 PM 0 Comments A+ a-

SAAT ini, sangat mungkin DVD masih menjadi media penyimpan data tercanggih yang banyak digunakan orang. Namun, sebentar lagi kecanggihan DVD bakal segera basi dan digantikan oleh media baru. Apa itu? Tak lain Blu-ray Dics (BD).

TEKNOLOGI Blu-ray Disc (BD) adalah generasi masa depan dari media penyimpan format cakram optik yang dapat menyimpan video definisi tinggi (high-definition video) dan memiliki kerapatan data yang tinggi. Standar Blu-ray dikembangkan oleh sebuah konsorsium beranggotakan lebih dari 140 pabrikan elektronik terkemuka pemimpin pasar, studio film Hollywood, perusahaan game, dan pabrikan komputer di antaranya Apple Computer Corp., Dell, Inc., Hewlett Packard Company; Hitachi, Ltd., LG Electronics Inc., Mitsubishi Electric Corporation, Panasonic (Matsushita Electric), Pioneer Corporation, Royal Philips Electronics, Samsung Electronics Co., Ltd., Sharp Corporation, Sony Corporation, TDK Corporation, Thomson, Twentieth Century Fox, Walt Disney Pictures and Television sebagai Board of Director

Konsorsium tersebut bernama Blu-ray Disc Association (BDA), dengan “kepala suku” Sony dan Philips.

Bukan “blue-ray”

Ihwal penamaan teknologi dengan nama Blu-ray bukan Blue-ray, huruf “e” sengaja dihilangkan guna meraih merek dagang. Bila menggunakan nama “blue ray”, kalimat tersebut merupakan kalimat umum dan tidak bisa didaftarkan sebagai merk dagang.

Blu-ray menggunakan panjang gelombang paling pendek (405 nm) dengan laser berwarna biru (secara teknis berwarna biru-ungu), laser tersebut memiliki kemampuan menyimpan data lebih banyak daripada sekeping cakram DVD, memiliki dimensi fisik yang sama persis tapi menggunakan sinar laser warna merah dengan panjang gelombang lebih panjang (650 nm).

Variasi dan ukuran

Blu-ray memiliki dua varian yaitu Blu-ray ber-catridge dan Blu-ray tanpa catridge. Untuk cakram Blu-ray (BD) single layer memiliki kapasitas penyimpanan data 25 GB atau 27 GB, cukup untuk menyimpan data video dan audio berdurasi empat jam dengan kualitas video definisi tinggi (high-definition). Sedangkan keping cakram Blu-ray (BD) dual-layer memiliki kapasitas penyimpanan data 46,6, 50, atau 54 GB, cukup untuk menyimpan data video definisi tinggi (HD) serta audio berdurasi delapan jam. Kapasitas 100 GB dan 200 GB, menggunakan empat hingga delapan layer masih dalam tahap riset. TDK, salah satu anggota konsorsium Blu-ray Disc Association (BDA), berhasil menciptakan keping cakram Blu-ray empat layer berkapasitas hingga 100 GB. Format standar Blu-ray BD-RE (rewritable) sudah tersedia, di samping format BD-R (recordable) dan format BD-ROM, sudah tersedia pada pertengahan 2004 lalu, sebagai bagian dari spesifikasi Blu-ray versi 2.0. Rencananya, BD-ROM pre-recorded media akan masuk ke pasaran sekitar awal tahun 2006.

Mirip DVD

Cakram Blu-ray secara fisik identik dengan DVD yang ada sekarang, dengan diameter cakram berukuran sama persis 12 cm, dan cakram berdiamter 8 cm saat ini digunakan khusus untuk handycam, berkapasitas 15 GB.

Untuk menjamin format cakram Blu-ray mudah dikembangkan dan teknologi yang future-proof, tidak pernah out of date alias ketinggalan zaman, disertakanlah kemampuan multi-layer disc yang memungkinkan dapat mendongkrak kapasitas penyimpanan data hingga 100 GB-200 GB (25 GB per layer). Ke depan, akan lebih mudah dalam peningkatan kapasitas penyimpanan data hanya dengan menambah lebih banyak lagi layer ke dalam cakram.

Teknologi laser dan optik

Sistem Blu-ray menggunakan sinar laser biru yang beroperasi pada panjang gelombang sebesar 405 nm untuk membaca serta menulis data. Keping DVD dan CD yang biasa kita pakai menggunakan laser merah dan sinar laser inframerah dengan panjang gelombang masing-masing 650 nm dan 780 nm.

Laser biru-ungu memiliki panjang gelombang lebih pendek menjadikannya dapat menyimpan lebih banyak lagi informasi dalam sebuah keping CD/DVD berukuran 12 cm Dengan "spot size" minimum untuk mendapatkan pancaran sinar laser lebih terfokus dibatasi oleh difraksi, dan bergantung pada panjang gelombang sinar serta nilai bukaan pada lensa yang digunakan untuk memfokuskannya. Untuk meningkatkan panjang gelombang dibutuhkan angka bukaan paling tinggi sebesar 0,85. Sebagai perbandingan, angka bukaan untuk DVD yaitu 0,6. Hal ini akan memberikan efek pada kualitas lebih tinggi, dual-lens system, menjadikan cover layer lebih tipis guna menjaga dari efek optik yang tidak diinginkan, sinar laser dapat lebih fokus pada permukaan cakram. Hal ini dapat menghasilkan titik lebih kecil di atas cakram dan memungkinkan lebih banyak lagi informasi yang secara fisik dapat ditampung dalam area yang sama. Satu lagi kemajuan teknologi optik yang ditawarkan oleh Blu-ray yaitu dengan fitur encoding data, memungkinkan setiap data dapat dibuat dalam sebuah paket.

Teknologi ”hard-coating”

Karena penempatan data standar Blu-ray dekat dengan permukaan cakram, dikhawatirkan rentan terhadap debu maupun goresan dan untuk menyiasatinya maka digunakan plastik caddyles untuk melindunginya dari debu serta goresan. Beberapa kelemahan ini membuat konsorsium merasa khawatir tentang kemungkinan terjadinya ketimpangan dalam hal mengadopsi teknologi Blu-ray jika berhadapan dengan rivalnya yaitu standar HD DVD. Standar HD DVD tidak dilapisi dengan plastik pelindung (caddyless) menjadikannya seperti CD atau DVD, maka jangan heran jika nantinya konsumen lebih familiar dan bagi pabrikan tentunya diuntungkan dalam hal pabrikasi maupun distribusi karena tidak ada tambahan biaya.

Pada akhirnya, solusi dapat ditemukan pada Januari 2004 dengan ditemukannya sebuah material yang tahan debu dan goresan. Berkat inovasi yang dilakukan oleh anggota konsorsium BDA yaitu TDK Corporation, dengan memperkenalkan sebuah polimer murni yang dapat menjadikan keping Blu-ray lebih tahan terhadap debu serta goresan. Teknologi hard-coating yang dikembangkan oleh TDK Corporation diberi nama "Durabis," memungkinkan cakram BD dapat dibersihkan dengan aman hanya menggunakan tisu – sebuah prosedur pembersihan yang dapat merusak jika diterapkan pada CD, DVD, bahkan pada HD DVD.

”Codec” dan keamanan data

Format BD-ROM memiliki tiga video codec yaitu : MPEG-2, standar yang biasa digunakan untuk DVDs, MPEG-4 H.264/AVC, dan VC-1, sebuah codec berbasis Microsoft Windows Media 9. Codec yang pertama memiliki kemampuan untuk memutar content video high-definition berdurasi dua jam dalam sebuah keping BD-ROM single-layer, tapi dengan tambahan lebih dari dua codec yang lebih maju maka dapat memutar video HD berdurasi empat jam per layer-nya.

Untuk audio, BD-ROM mendukung format (uncompressed) PCM, Dolby Digital, Dolby Digital Plus, DTS, DTS-HD, serta Dolby Lossless (format kompresi lossless juga dikenal sebagai MLP).

Blu-ray mempunyai fitur keamanan eksperimental bertitel BD+, memungkinkan secara dinamis mengubah skema enkripsi. Kemungkinan yang terjadi skema bisa dibuka (di-crack), pabrikan dapat meng-up date skema enkripsi dan meletakkannya ke semua cakram baru, untuk mencegah upaya pembukaan skema enkripsi. Kelemahan yang dimiliki oleh model enkripsi dinamis yang dibuat oleh DeCSS begitu merugikan bagi industri hiburan : CSS bisa di-crack, semua DVD crackable.

Blu-ray Disc Association sepakat untuk menambahkan tanda air digital yang mereka namai "ROM-Mark." Teknologi ini kemungkinan akan disertakan ke dalam semua peranti untuk memproduksi ROM, dan menghindari content ditiru. Melalui lisensi, pihak BDA percaya bahwa itu semua dapat mengeliminasi kemungkinan terjadinya pembajakan produksi massal BD-ROM tanpa otorisasi.

Ke depan, Blu-ray player hanya dapat memutar keluaran dari sinyal digital kompresi asli yang telah dienkripsi. Ini artinya antarmuka HDMI dapat digunakan sebagai pengguna enkripsi HDCP.

Saling klaim

Persaingan format standar DVD masih terus berlangsung antara HD DVD dengan Blu-ray. Masing-masing kubu mengklaim teknologinya adalah yang terbaik. Hal inilah makin memperuncing “peperangan” dalam memenangkan standar format DVD. Kondisi ini membuat konsumen menjadi bingung karena format DVD mana yang menjadi standar. Sebagai bahan perbandingan dengan format HD DVD, yaitu kompetitor utama, Blu-ray diklaim memiliki lebih banyak kapasitas informasi per layer-nya sebesar 25 GB. Namun, seperti kata pepatah “tak ada gading yang tak retak”, dalam hal pengaplikasian awal teknologi data optik Blu-ray dinilai lebih mahal untuk di-support.

Kira-kira teknologi apa yang akan kita gunakan? Rasanya pemikiran ini belumlah cocok bagi bangsa Indonesia yang kini terimpit dengan kondisi ekonomi yang memprihatinkan. Terlebih dengan kenaikan BBM baru-baru ini. Sebagian besar rakyat kita masih berpikir “besok kita makan apa, bukan besok kita memakai teknologi apa?”. Walaupun demikian, bukan berarti kita harus pesimis.

Sumber: (Toni Irawan/ blu-ray.com/ bluraydisc.com/en.wikipedia.org/howstuffworks.com) ***